Burung Perkutut, Suara Gung dan Mitos Yang Mengiringinya
Suara burung perkutut pernah menjadi suara burung yang paling populer pada jamannya. Selain karena keindahannya, kepercayaan mitos masyarakat jaman dulu sangat kental melingkupi jenis burung yang bernama perkutut ini. Bahkan dalam masyarakat Jawa, ada kepercayaan yang bisa menaikkan posisi seseorang dalam sebuah komunitas jika bisa memiliki jenis perkutut tertentu.
Memang kepercayaan magis pada burung perkutut saat ini sudah mulai pudar seiring kesadaran masyarakat. Suara burung perkutut saat ini tidak ada beda dengan suara burung kicau lainnya tanpa ada embel-embel magisnya.
Bagi penggemar burung perkutut, irama manggung burung perkutut bisa dibedakan menjadi berbagai macam irama yang bagi orang awam susah dibedakan.
Jika diamati dari tingkah laku seksualnya, burung perkutut jantan akan berbunyi sambil menganggukkan kepalanya di dekat burung yang betina. Lalu untuk ciri burung perkutut yang betina salah satunya yaitu raut muka yang sayu. Selain itu bagian kulit yang melingkar pada area mata terlihat tipis serta warna bulu kepalanya terkesan lebih gelap.
Selain itu, bentuk kepala cenderung bundar dan juga memiliki ekor yang lebih pendek. Secara menyeluruh bila diamati ukuran tubuh perkutut betina terlihat lebih kecil dari pada burung perkutut yang jantan.
Burung Perkutut (foto by Wikipedia.org) |
"Hur - Kete - Kuk" Adalah Suara Khas dan Umum dari Jenis Burung Perkutut Jika Di Eja Secara Sederhana
Memang kepercayaan magis pada burung perkutut saat ini sudah mulai pudar seiring kesadaran masyarakat. Suara burung perkutut saat ini tidak ada beda dengan suara burung kicau lainnya tanpa ada embel-embel magisnya.
Untuk Download MP3 Suara Burung Perkutut Manggung, Silakan KLIK DISINI
Bagi penggemar burung perkutut, irama manggung burung perkutut bisa dibedakan menjadi berbagai macam irama yang bagi orang awam susah dibedakan.
Menurut sebuah buku kuno yang khusus membahas tentang burung perkutut, pada saat manggung, suara burung perkutut menjadi 3 bagian. Yaitu suara depan (pengajeng / angkatan), suara tengah (penengah/pukulan), dan suara ujung (dawah / pembuang). Ketiga bagian suara ini kalau dieja secara sederhana berbunyi : “Hur- kete – kuk”. Dari ketiga bagian suara ini, suara tengah (“kete”) boleh tidak ada atau tidak terdengar. Tapi suara depan dan suara ujung belakang mutlak harus ada. Karena tak ada burung perkutut yang berbunyi :” Hur – kete” atau “Kete – kuk” saja. Sedang perkutut yang berbunyi :”Hur – kuk” banyak ditemukan, misalnya perkutut bangkok. (sumber: Buku Kawruh Peksi Berkutut ditulis tangan dengan huruf Jawa oleh R.W Padmodiprodjo pada zaman Belanda).Perkutut jawa adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya. Menurut Wikipedia, Nama ilmiah burung perkutut adalah: Geopelia striata.
Salah satu mitos yang ada pada jenis perkutut yang disebut Perkutut Lurah. Sesuai namanya, perkutut jenis ini sering dipelihara orang-orang yang memiliki kedudukan. Perkutut lurah ini dipercaya bisa memancarkan aura kewibawaan bagi sang pemilik. Dan sampai saat ini mitos ini juga hanya sekedar mitos karena memang tidak ada bukti valid, kepercayaan seperti ini juga sudah mulai pupus di masyarakat jaman now.Cara Membedakan Perkutut Jantan dan Betina Ciri burung perkutut jantan apabila diperhatikan punya raut muka yang garang dengan sorot matanya yang terlihat tajam. Tak hanya itu saja, burung perkutut juga memiliki ekor yang panjang serta bentuk kepala yang cenderung kecil. Selain itu, perkutut jantan juga memiliki paruh yang panjang, dan juga melengkung tipis. Secara menyeluruh burung perkutut jantan punya postur yang relatif lebih besar.
Jika diamati dari tingkah laku seksualnya, burung perkutut jantan akan berbunyi sambil menganggukkan kepalanya di dekat burung yang betina. Lalu untuk ciri burung perkutut yang betina salah satunya yaitu raut muka yang sayu. Selain itu bagian kulit yang melingkar pada area mata terlihat tipis serta warna bulu kepalanya terkesan lebih gelap.
Selain itu, bentuk kepala cenderung bundar dan juga memiliki ekor yang lebih pendek. Secara menyeluruh bila diamati ukuran tubuh perkutut betina terlihat lebih kecil dari pada burung perkutut yang jantan.